Skip to main content

Seputar cerita dari puisi Foot Prints.

Puisi yang dibuat oleh seorang wanita kanada yang munil bernama Margaret Fishback.
Waktu itu dia dan tunangannya bernama Paul, akan memimpin sebuah retret di suatu tempat perkemahan di utara Toronto.
Ditengah perjalanan, mereka melewati danau Echo. Ia dan Paul berjalan bergandengan tangan di pantai pasir.
Ketika mereka kembali berjalan ke mobil mereka, dengan jelas mereka dapat melihat bekas jejak kaki mereka, tapi di beberapa tempat, ombak pantai telah menyapu satu pasang jejak kaki.
"Hai Paul, lihat, jejak kakiku hilang," seru Margaret. "Itukah mungkin yang akan terjadi dalam impian pernikahan kita? Semua cita-cita kita mungkin akan lenyap disapu gelombang air," lirih Margaret.
"Jangan berpikir begitu," protes Paul. "Aku malah melihat lambang yang indah. Setelah kita menikah, yang semula dua akan menjadi satu. Lihat itu, di situ jejak kaki kita masih ada lengkap dua pasang." Mereka berjalan terus. "Paul, lihat, di sini jejakku hilang lagi." Paul menatap Margaret dengan tajam, "Margie jalan hidup kita dipelihara Tuhan. Pada saat yang susah, ketika kita sendiri tidak bisa berjalan, nanti Tuhan akan mengangkat kita. Seperti begini..." Lalu Paul mengangkat tubuh Margaret yang kecil dan ringan itu dan memutar-mutarnya.

Malamnya, Margaret yang seorang pengarang kawakan menggoreskan penanya dan menuangkan ilham pengalamannya di pantai. Dan pagi itu, puisi berjudul "Jejak" dibacakan oleh Paul di hadapan para peserta retret.

One night I dreamed a dream.
I was walking along the beach with my Lord.
Across the dark sky flashed scenes from my life.
For each scene, I noticed two sets of footprints in the sand, One belong to me and one to my Lord. When the last scene of my life shot before me, I looked back at the footprints in the sand. There was only one set of footprints. I realized that this was the lowest and the saddest times of my life. This always bothered me and I questioned the Lord about my dilemma. ‘Lord, You told me when I decided to follow, You would walk and talk with me all the way. But I'm aware that during the most troublesome times of my life, There is only one set of footprints. I just don't understand why, when I need You most, You leave me.’ He whispered, ‘My precious child, I love you and will never leave you never, ever, during your trials and testings. When you saw only one set of footprints, It was then that I carried you.’

Kutipan dari Pondok Renungan

Comments

Popular posts from this blog

my weekend

Huaaahhh.... Senangnya hari sabtu kemaren bisa tiduran sampe puasssss.... Sabtu bangun jam 10 Pagi, trus abis mandi langsung masuk ke kamar, nyalain komputer. niatnya sih kerja, tapi ternyata malah nonton VCD... :) hue he he.... Sampe jam 1.30. niatnya sih mau siap siap latian band, tapi ternyata di SMS kak Oki, katanya Nurul (pelatihnya) nggak bisa dateng. jadi batal deh. Yah... gue terusin nonton VCDnya. Nggak lama pingkan SMS, gue disuru ke rumahnya. Jadilah gue kesana. katanya mau ditraktir sama kak nuel. Dalam mobil ada gue, Pingkan, Becky dan adik2 jalan lembang (Rizky dan Dimas), Irene , Annie , Jessica dan tentunya kak Nuel dibelakang. Kita pada pergi ke sogo Plaza Ind. makan di food court. wah sampe jam 10.30 malem. Dimarahin nggak ya sama ortunya adik2? Trus nganter gue pulang. Huaahh.... beegah rasanya! 3 hari ini gue makan banyak. Kamis, makan KFC sampe nyisa Jumat, pas pembantu masak enak. padahal baru beli bakpau A1 2 biji, sama coklat beng beng 2 batang. (rakusn

Bendera setengah tiang

Kemarin, tepatnya tanggal 17 Agustus 2011, (katanya) hari itu, 66 tahun yang lalu, Indonesia Merdeka. Kata mereka .. yang memperoleh data dari buku-buku sejarah yang kadang-kadang beda satu dengan lainnya. Waktu rezim Soeharto, seluruh rakyat Indonesia diwajibkan untuk menaikkan bendera merah putih sampai puncaknya. Tapi kemarin, sampe hari ini, saya pribadi menaikkan bendera setengah tiang. Bendera merah putih, sebagai bendera negara. Bendera yang sudah diperkenalkan oleh rakyat Indonesia, sejak sebelum merdeka. Merdeka atau Mati .. itu slogan mereka dulu. Merah yang artinya berani dan putih berarti suci, dipakai sebagai warna bangsa, tanpa menambahkan embel2 gambar lainnya. Bendera yang dikibarkan setinggi tiang biasanya dilakukan pada saat memperingati kemerdekaan/kemenangan Sementara bendera setengah tiang biasanya dilakukan pada saat memperingati kematian atau kesedihan. Untuk hari kemerdekaan tahun ini, saya harus menaikkan bendera setengah tiang. Untuk ngenenang para pahla

Shout Box

Sori nih temen temen... shout box gue , dimatiin dulu ya... soalnya lagi di pinjem di alamat web gue yang lain. Ntar kalo disana udah selesai, pasti gue balikin lagi. Kalo emang mau comment, pake comment box dibawah aja ya... (^_^)